Label

Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Oktober 2014

MANJADDA WAJADDA

By: Amira

Aku bermimpi ingin seperti hafiz-hafiz kecil yang pernah ku lihat dalam acara lomba menghafal Al-Quran di televisi. Aku ingin menjadi penghafal quran seperti mereka.
Berhari-hari kucoba menghafal surat demi surat dengan penuh kesungguhan, namun entah karena apa aku tak juga menghafalnya dengan baik. Lelah dan putus asa pun datang padaku, sampai pada akhirnya ada keajaiban dan kejadian aneh yang membuatku hafal seketika. Akhirnya aku bisa menyetorkan hafalanku dengan baik.
Kilas balik
Mulai besok kalian harus hafal surat Ad-Duha, karena ini adalah hafalan di semester pertama kalian” kata Ustadz Atok.
Kalau belum hafal Ust?” tanya seorang temanku.
Ya, jangan bilang belum hafal dulu. Kalian harus berusaha, ya.” jawab Ustadz Atok menyemangati.
Ayo diteruskan mengajinya” lanjut Ustadz Atok. Lalu kami pun melanjutkan mengaji. Semua anak ku lihat sedang asik dengan bacaannya masing-masing. Namun tidak denganku aku masing bengong sembari melihat kanan dan kiri.
Haduh... gimana nih.. butuh waktu lama supaya aku hafal surat Ad-Duha” gumamku dalam hati. Karena aku menyadari biasanya butuh waktu lama untuk menghafal semuanya.
Kriiiiiiingggg. Bel tanda istirahat berbunyi. Aku bergegas keluar dari bangkuku dan mengambil Juz Amma yang terletak di loker, lalu menaruhnya di atas meja. Tanpa berkata-kata, aku langsung membuka Juz Ammaku dan mencari halaman surat Ad-Duha. Sedikit-demi sedikit aku mencoba menghafalkannya.
Bismillahirrahmanirrahiim. Aku pasti bisa! Wadduha. Wallaili idza saja. Mawaddaaka robbuka wamaqola. Walal akhirotu lakaminal ‘ula. Walasaufa yuk tiikarobbuka fatardho. Alam yajidka faman… faman.. aaaah… kok jadi lupa sih?”kataku cemas.
Apa ya kelanjutannya sehabis Alam yajidka? Astaghfirullahhal’adzim…”lanjutku.
Mir, sudah hafal belum, hafalan suratnya?” tanya Zia.
Belum Zi, aku hafalnya masih beberapa ayat. Belum semuanya sih.” jawabku pelan.
Oh. Yaudah semangat ya!” kata Zia. Kuteruskan semua hafalanku sampai jam pulang tiba. Tapi lama membuka juz amma belum banyak yang dapat ku hafal. Sepertinya aku harus mencari waktu khusus saat di rumah nanti.
Kriiiinngggg. Bel pulang sekolah berbunyi. Aku langsung ke luar kelas dan menuju ke bunda yang tengah dari tadi menungguku di depan masjid sekolah.
Assalamu’alaikum bunda” kataku kepada bunda.
Wa’alaikum salam. Kok buru-buru?” tanya bunda.
Iya nih. Aku mau hafalan surat di rumah.” jawabku.
Oh. Ya sudah ayo pulang” kata bunda
Sesampainya di rumah, aku langsung mandi, memakai rok, baju panjang dan kerudung. Segera kubuka Al-Qur’anku dan membaca surat Ad-Duha.
Bismillahirrahmaanirrahiim. Wadduha. Wallaili idza saja. Maawaddaaka robbuka wamaqola. Walal akhirotu lakaminal ‘ula. Walasaufa yuk tiikarobbuka fatardho. Alam yajidka faamman ‘ato wattagho. Wa.... Wa apa ya? Ya Allah..”kataku kesal.
Hafalan surat apa sih Mir? Kok kelihatannya kamu susah menghafalkannya?”tanya bunda.
Surat Ad-Duha bun.”jawabku singkat.
Oh. Ya sudah, dilanjutkan habis shalat maghrib ya. Setelah ini kan sudah mau adzan maghrib.”kata bunda.
Iya bun.”jawabku datar.
Perlahan sayup-sayup suara adzan terdengar. Aku segera berwudhu dan melaksanakan shalat maghrib. Setelah shalat maghrib, langsung ku ambil Al-Qur’anku dan kembali membaca surat Ad-Duha. Perlahan kutarik nafasku dan mulai membacanya.
Bismillahirrahmanirrahiim. Wadduha. Wallaili idza saja. Waddah.. eh kok wadah sih! Maawaddaaka robbuka wamaqola. Walal a... walal a... Allahuakbar!!!!!!!! Huuuuhh....”keluhku.
Kenapa lagi?”kata bunda singkat.
Aku belum hafal bun dari tadi.”jawabku murung.
Sabar ya..” kata bunda menyemangatiku.
Aku sudah sabar dari tadi bun.” ucapku kesal .
MANJADDA WAJADA. Barang siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan mendapatkannya” kata bunda sambil tersenyum padaku.
Iya deh...” ucapku dengan nada malas.
Itu masih sedikit lho ayatnya. Belum yang seperti surat An-Naba’, An-Nazi’at, Abasa, dan banyak lagi.” kata bunda. Lalu bunda meninggalkan kamarku.
Astaghfirullah... kok susah ya menghafalkannya?”
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam. Walaupun sudah malam begini. Tak letih-letih aku menghafalkannya dan mengingat-ingat kata-kata bunda.
Ya Allah.. mudahkanlah aku untuk menghafalkan surat Ad-Duha. Aku selalu panik dan gelisah saat temanku sudah ada yang hafal dan aku belum. Aku tak mau ketinggalan oleh mereka. Aku mohon Ya Allah. Bantulah aku. Amin” kataku dengan penuh harap.
Sampai pada akhirnya aku tertidur dengan Al-Qur’an yang kudekap. Aku hanya memiliki satu harapan, yaitu menghafalkan surat Ad-Duha. Tiba-tiba, sesuatu yang ajaib telah terjadi padaku.
Gerimis merinai pelan. Bulir-bulir airnya berjatuhan membasahi tanah. Tanah yang lama terlihat kering keriput, seperti wajah yang tidak terkena air berhari-hari, sekarang kembali segar. Aku merasakan hal aneh tadi malam. Aku pun langsung mencoba menghafal surat Ad-Duha.
Bismillahirrahmaanirrahiim. Wadduha. Wallaili idza saja. Maawaddaaka robbuka wamaqola. Walal akhirotu lakaminal ‘ula. Walasaufa yuk tiikarobbuka fatardho. Alam yajidka yatiman faawaa. Wawajada kadlooo lan fahada. Wawajada ka’aaa ilan faghna. Faammal yatima fala taqhar. Waammassaaa ila fala tanhar. Waammaa bini’matirabbika fahaddhis. Shodaqallahul’adzim. Lho? Kok, lancar ya? Hah.. Alhamdulillah. Mungkin karena tadi malam aku bermimpi kalau aku sedang hafalan surat Ad-Duha dan lancar. Terima kasih Ya Allah.”ucapku bahagia.
Aku pun segera ke kamar mandi untuk membasahi tubuhku. Setelah mandi aku langsung memakai seragam sekolah dan berpamitan kepada abi.
Abi, aku berangkat dulu ya. Assalmu’alaikum.”ucapku.
Wa’alaikum salam.”jawab abi singkat.
Saat kelas mengaji, aku tak merasa gelisah lagi untuk menghafalkannya.
Ayo, siapa yang mau hafalan dulu?” tanya Ustadz Atok.
Aku Ustadz!” kataku sambil mengacungkan tanganku.
Tumben cepat. Biasanya terakhir?” tanya Ustadz Atok.
Hehe.. iya ustadz aku kan bersungguh-sungguh menghafalnya.”jawabku dengan lemparan senyum, sembari mengingat surat yang ku hafalkan dalam mimpi semalam.
Ya sudah ayo silahkan.”kata Ustadz Atok
Bismillahirrahmaanirrahiim. Wadduha………bla..blaa…” dari awal ayat sampai dengan akhir aku dapat menghafalnya dengan lancar.
Wiih.. Amira keren. Sudah lancar dan nggak ada yang salah lagi.” kata Tasya memujiku.
Terima kasih, Tasya” jawabku singkat. Semua ini karena mimpi yang ku alami tadi malam. Aku seakan menghafal surat itu dalam waktu yang panjang sampai aku mampu menghafalnya dengan baik. Sungguh kejadian yang aneh. Aku hampir tidak percaya mana mungkin aku dapat menghafal semuanya dalam mimpi. Tidak masuk akal memang, namun itulah yang terjadi. Mungkin semua karena kegigihan dan kesungguhankuku dalam menghafal, sehingga Allah memberiku pertolongan. Terima kasih ya Allah. MANJADDA WA JADDA.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar