Aku adalah seorang dokter, itu adalah mimpiku. Mestipun aku
berumur 8 tahun dan baru kelas 3, aku sudah menjadi dokter kecil. Aku sering
membantu mamaku memilih sayur dan mencucinya.
Dalam buku yang pernah aku baca sayur sangat bagus untuk
kesehatan. Ustadahku yang bernama Dewi dan Feni juga pernah bilang bahwa jika
kita banyak makan sayur maka kita jadi sehat, tapi sayurnya harus dicuci dulu
biar kotaran seperti debu dan lainnya tidak
membawa penyakit. Nah karena aku
seorang dokter cilik dan bermimpi ingin jadi dokter beneran pada waktu dewasa
nanti, makanya saat mamaku membeli sayur-sayuran aku ikut bersama mamaku.
Di sana aku melihat sayuran itu di
huni banyak lalat menempeli sayuran itu. Lalat adalah hewan yang mengambil
kotoran terus di pindahkan ke benda lain. Aku menyuruh mamaku untuk membeli
sayur yang tidak busuk dan tidak banyak lalatnya. Aku bilang kepada mamaku
bahwa sayur yang banyak lalatnya itu
banyak kotoran di dalam sayuran itu, karena lalatnya menaruh kotoran di
sayurnya.
Mamaku telah memilih sayur yang akan di beli. Saat
telah sampai di rumah, mamaku mencuci sayurnya agar tidak ada kotoranya lagi.
“Yang bersih ya ma” Ucapku pada mama.
“Iya pak dokter” Jawab mama mencandaiku.
Hari ini mamaku memasak syur cap cai.
Aku bilang kepada mamaku untuk memasak cap cai yang rasanya sangat enak. Aku
sangat senang hari ini karena sudah dapat belajar menjadi dokter untuk
keluargaku sendiri.
Saat masak tiba
Hari
ini aku membantu mamaku membuat masakan sayur. Aku mengetahui dari guru dan
temanku bahwa sayuran itu mempunyai vitamin yang sangat banyak sekali. Dan
vitamin bisa membuat kita bisa menjadi pintar dan kreatif. Dalam memilh sayur
yang baik sebagai seorang dokter cilik aku membantu mama memilih sayur yang
masih segar dan mengindari sayur yang;
1.Daunnya layu
2.Daunya berwana kuning
agar nanti saat di makan tidak sakit
perut. Aku sangat senang karena aku bisa memakan sayur-sayuran yang membuat aku
menjadi pintar dan kreatif.
Teringat saat mama dulu memilih sayur
yang agak sedikit busuk, saat itu Aku tidak mengingatkan sayur yang untuk
mamaku itu sayur busuk. Mamaku saat
memakan sayur itu lama kelamaan perutnya sakit. Ternyata mamaku terkena diare.
Mamaku di ajak ke dokter langganan yang bernama dokter Erwin.
Mamaku telah sampai di tempat prakteknya
dokter Erwin. Mamaku di beri obat diare agar tidak sakit lagi. Mamaku tidak
memasak sampai beberapa hari, tubuhnya masih lemas. Aku dan kakakkulah yang
merawat mama.
Sebagai seorang dokter pribadi di
rumahku sendiri, aku dan kakakku membuat makanan 3 kali sehari. Makanan yang
ku buat sangat enak dan minuman yang
dibuat kakakku juga enak. Mamaku telah pulih menjadi sehat lagi. Mamaku senang
karena aku dan kakakku merawat mama dengan baik. Aku bilang kepada mamaku bahwa
aku akan merawatnya sampai kapanpun. Mama senang dan berdoa;
“Semoga mimpimu jadi dokter bisa
kesampaian ya dek”
“amin” aku senang.
###
Beberapa
hari kemudian ayahku juga sakit. Aku tidak tau mengapa ayahku menjadi sakit?
Apa ayah ketularan mama? tapi aku belum tau apa penyakitnya ayahku? Aku takut
karena nanti ayahku sakit lebih parah. Aku meneliti dan melihat tanda-tanda
yang sama seperti mama sakit yang kemarin. Ternyata benar ayahku terkena
penyakit diare juga seperti mamaku. Sebagai seorang dokter cilik jadi aku harus merawat ayahku
dengan baik. Awalnya ayahku tidak mau dirawat dan tidak mau dibawa ke dokter
Erwin. Ayahku takut di sontik dan minum obat. Akibatnya sakitnya tambah lebih
parah karena tidak mau dirawat. Ayah ku malah menjadi panas. Ayahku terpaksa
mau ke dokter Erwin.
Setelah
sampai di dokter Erwin. Aku sampai sana langsung mendaftar, karena pasiennya
sangat banyak sekitar 10-15 orang. Setelah menunggu beberapa saat, seseorang
memanggil nama ayahku “Nunung Subandi!!!!” Teriakan suster. aku dan ayahku
langsung ke kamar pemeriksaan. Setelah diperiksa ayahku diberi resep obat oleh
dokter Erwin. Dan aku langsung membelinya diapotek.
“Tin..tin..”suara klakson mobilku.
Aku telah sampai di rumahku. Sampai rumah ayahku langsung meminum obat yang
diberi oleh dokter Erwin. Beberapa hari kemudian, ayahku telah pulih kembali
dan tidak sakit lagi.
###
“Kriing...kriing..” Bel alarm
membangunkanku pada pagi ini. Aku telah senang kembali karena keluargaku telah
pada sehat semua. Sekarang tinggal aku untuk berjuang belajar yang rajin agar
menjadi dokter. Aku memulai untuk
belajar menjadi dokter.
“Adik…sini. Sekarang rapikan tempat
tidurmu!” Suruh mamaku. Setelah merapikan tempat tidur, aku mandi, sholat,
sarapan dan kemudian berangkat sekolah.
Aku telah sampai di sekolahku. Ku
lihat anak-anak perempuan sedang menyapu kelas. Aku membantunya.
Kami semua mengambil sampah-sampah
yang tergeletak di bawah meja dan membuang di tempatnya. Aku lihat Naila juga
sangat rajin membersihkan loker tempat peralatan sekolahnya anak-anak yang
lain. Naila mempunyai mimpi yang sama denganku, yaitu ingin menjadi dokter.
Setelah kelas dibersihkan, kemudian
kelas menjadi indah dan wangi.
Aku berterimakasih pada ustadahku
yang memberi ilmu padaku hingga aku bisa menjadi dokter cilik yang mengerti
tentang kebersihan. Dan sebagai rasa terima kasih pada guruku, aku dan
teman-temaku memberi kado special buat mereka.
Saat aku memberi kado tersebut, sama
ustadahku langsung dibuka. Saat di buka ustadahku langsung kaget dan senang.
Ustadahku juga terharu, dan kemudian memeluk semua anak di kelas 3C. Aku sangat
senang. Karena ini adalah hari yang tak terlupan.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar