Beberapa kali mengirimkan tulisan ke penerbit dan media cetak, tidak ada satupun yang ada kabar rimbanya. Semua seperti pekerjaan sia-sia yang terus diupayakan. Apa menjadi putus asa? tentu saja iya..he2. Sehingga untuk mengobati semuanya, saya jilidkan sendirilah tulisan-tulisan itu, dan iseng saya bagikan ke beberapa teman di kantor. Waah hasilnya Alhamdulillah..ndak ada komentar sama sekali, mungkin terlalu jelek, jadi sungkan mereka harus bilang apa kepada saya. Aku ora popo:(
Mimpi ingin memiliki buku
sendiri terus saya nyalakan. Bertandang ke Toga Mas menjadi agenda rutin
yang terus saya naikkan levelnya. Saya pilih buku-buku yang berlebel
Best Seller untuk saya jadikan referensi. Setidaknya saya dapat belajar
bagaimana para penulis itu menuangkan idenya. Bisa dikatakan ATM (Amati,
tiru dan Modifikasi).
Dari proses pengamatan tersebut saya
melihat ada satu buku bagus yang saya pikir sangat simpel sekali
penulisannya. Saya kira kalau hanya begitu saja saya juga bisa, batin
saya dalam hati. Niat hanya sekedar niat, karena sudah beberapa minggu
berlalu, tapi realisasi menulispun belum bisa dimulai. Kalau boleh
beralasan, mungkin saya akan mengatakan sibuk, tapi sebenarnya bukan itu
sebabnya. Saya hanya belum mementingkannya saja. Buktinya sesibuk
apapun saya masih bisa,maaf..BAB/BAK..he2. Mengapa kedua hal tersebut
sangat kita utamakan karena keduanya penting. Tapi saya belum
mementingkan apa yang saya harapkan.
Singkat cerita
datanglah seorang teman yang memberi informasi tentang salah satu
penerbit. Saya menyambutnya dengan antusias, dan kemuadian saya kebut
naskah hanya dengan beberapa minggu. Dan naskah pun jadi.
Selang
beberapa bulan setelah masa penantian. Kabar bahagiapun datang. Dering
bunyi sms membuat saya memerah, senang. “pak bukunya sudah kami cetak,
dan insyaallah akan kami kirimkan samplenya” waoow..kabar yang membuat
saya gembira. Tak menyangka tulisan yang menurut saya masih jauh dari
sempurna, ternyata bisa terbit juga. Ini yang namanya
keberuntungan..he2…
Sejak terbit buku pertama, saya kembali
melancong keberapa surat kabar. Beberapa tulisan seperti puisi, artikel,
opini dan reportase kembali saya layangkan via email. Tapi ya itu,
kembali tak ada kabar yang jelas. “Oalaaah yoyo susahnya.”Pernah saya
bertanya pada seorang teman yang kebetulan bekerja disalah satu surat
kabar yang menjadi bidikan saya, saya bertanya mengapa tulisan-tulisan
yang saya kirimkan belum juga dimuat.. “kirim aja terus sampai berhasil”
Kata dia.
Memang tidak mudah, bukan karena tulisannya yang
kurang layak, namun terkadang buanyak saingan yang nama mereka sudah
dikenal oleh pembaca. Jadi karena urusan itu redaksi lebih memilih
mereka, dari pada anak bawang yang baru belajar menulis”lanjut teman
saya.” Nasip-nasip. Kata para motivator “habiskan jatah gagalmu, semakin
cepat gagal semakin cepat pula berhasil” laa..bagaimana kalau gagal
terus?..yo embuh pikiren dewe..he2..
Entah karena redaksi bosan
lihat naskah saya terus atau karena sebab lain. Akhirnya tulisan saya
lulus juga di surat kabar itu. Rasanya pasti seneng lah..bukan karena
bayarannya namun kepuasan batin setelah mengalami fase yang cukup
panjang. Pada intinya semua aktifitas yang kita jalankan dengan serius,
Isyaallah akan membuahkan hasil.
Cepat atau lambatnya saya pikir tergantung strategi dan kegigihan kita. Semangaaaat:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar