By: Putri
Jika ditanya soal mimpi mungkin banyak anak akan mengatakan, ia ingin keluar negeri, bertemu tokoh idola, mendapat rengkeng 1 dan lain-lain. Tapi mimpiku cukup sederhana aku hanya ingin bisa tampil di hadapan banyak orang tanpa harus grogi dan malu.
Jika ditanya soal mimpi mungkin banyak anak akan mengatakan, ia ingin keluar negeri, bertemu tokoh idola, mendapat rengkeng 1 dan lain-lain. Tapi mimpiku cukup sederhana aku hanya ingin bisa tampil di hadapan banyak orang tanpa harus grogi dan malu.
Digara-gara
ada seorang teman yang mengatakan” kamu bisu ya, put? Kok dari dulu
aku tidak pernah mendengar suaramu”. saat aku mendengar kalimat
tersebut,aku merasa terpukul. Dan mulai saat itulah aku mulai
berusaha agar dapat berani berbicara di hadapan teman teman.
“Ananda Putri silakan maju!”perintah guruku. Seperti
biasa aku sangat takut untuk maju ke depan. Dengan terpaksa aku maju
ke depan kelas untuk mempresentasikan pelajaran yang sudah dijelaskan
oleh guruku. Tak lama kemudian tanganku bergetar,mataku mulai berkaca
kaca,dan akhirnya aku menangis.
“Baiklah
Putri silahkan kembali ke tempat dudukmu.”kata ustadzah
mengasihaniku Inilah salah satu kelamahanku sejak kelas 1 sampai
dengan kelas 4 SD, yaitu selalu gugup dan malu kalau harus tampil ke
depan kelas.
Sesampainya
di rumah aku mengadu pada mama.
“ma, kata teman-temanku aku dikatain anak bisu..”
laporku kesal.
“Ya
iyalah kak..habis kamu diam terus sih. Coba kalau kamu berani bicara
pasti mereka tidak akan mengatakan hal itu?” ujar mama.
“Tapi
susah ma,kalau kayak gitu! harus ini harus itu,capek.”ucapku
beralasan.
“kamu
harus berusaha, kalau kamu malas-malasan terus kamu tidak bakalan
bisa berani kak. Mama yakin kamu pasti bisa!” jawab mama
menyemangatiku. Terus terang aku tidak tahu harus memulai dari mana
agar aku bisa berani tampil di hadapan teman-temanku.
***
“Anak
anak hari ini Ustadzah Miranda bagikan form ekstrakulikuler yach,
besok semua form harus dikumpulkan. Karena besok terdapat jadwal
ekstrakulikuler yang baru.”ucap Ustadzah Miranda sebagai wali kelas
4A.
“Iya
ustadzah.”ucap kami bersama sama.
“putri
ingin ikut ekstra apa?” Tanya ustdzh kepadaku yang tengah terdiam.
Aku hanya mengelengkan kepala, bingung.
“Kalau
menurut ustadzah sih, sebaiknya kamu ekstra teater aja! Soalnya kalau
teater dapat mengasah keberanian kita. Tapi itu terserah kamu juga
sih, mana yang cocok dengan selera kamu” usul ustadzah lembut.
“iya
ustadzh, terima kasih.”ucapku singkat.
“baiklah
nanti kalau formnya sudah diisi kamu kumpulkan ya ” ujar ustadzh
lagi, sembari aku menganggukkan kepalaku, malu.
“Kring..Kring..”Bel
pulang sekolah terdengar nyaring. Sudah waktunya kami pulang.
Sesampainya di rumah,aku bertanya pada mama.
“Mama..
enaknya aku ikut ekstrakulikuler apa ya?”tanyaku bingung.
“Terserah
kakak, tapi kalau mama boleh usul mendingan kamu ikut ekstra teater
biar kakak berani berbicara di hadapan banyak orang.” Usul mama
yang persis sama dengan usul ustadzhku.
“tapi kan kalau di teater harus pandai bicara ma?”
ucapku ragu.
“maka
dari itu supaya kamu bisa bicara dengan baik. Apa mau kamu nanti di
bilang anak bisu lagi?”
“tidak
mau, putri tidak ingin di bilang itu lagi ma”
“ya
sudaaah mama ikut saja mana ekstra yang kamu sukai” ujar mama
pasrah.
Dengan
terpaksa, aku melingkari dan menandatangani ekstra teater dalam form
tersebut. Tidurku kali ini sepertinya tidak akan pulas, karena aku
masih memikirkan tentang form kecil itu. Mungkin nasibku tak seperti
biasanya karena aku tak pernah mengalami hal sesulit ini.
***
Detik
demi detik, waktu demi waktu, telah ku lewati. Tak terasa hari yang
kucemaskan datang juga. Aku memasuki kelas 5C tempat ekstra teater
diadakan. Tanganku sudah basah karena grogi. Setelah masuk ruangan,
aku disambut oleh ustadzah teater dengan gembira ria.
“Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh,,”ucap Ustadzah Ulfa.
“Waalaikumsallamwarrahmatullahiwabarakatuh,,”jawab
murid murid bersama.
“Perkenalkan
nama Ustadzah Maria Ulfa, dan kalian bisa memanggil Ulfa. Oke setelah
ustadzh memperkenalkan diri sekarang giliran kalian yang
memperkenalkan diri kalian sendiri. Jangan takut, karena kalian cukup
menyebutkan nama saja tapi harus dengan suara yang lantang dan
keras. Apa kalian mengerti?” ujar ustadzh Ulfa lantang.
“iya
ustadzh” jawab semua anak gembira. Tidak lama kemudian mulailah
satu persatu diantara kami menyebutkan nama masing-masing dengan
suara yang keras.
“nama
bagaaaaaaas” teriak bagas melengking.
“Aku
Nesya” ucap nesya sambil bergaya.
“hai
aku dindaaa” ucap dinda genit.
“Namaku
Putrii” kataku agak sedikit ragu, sembari menahan rasa maluku.
“waah
kalian semua hebat suaranya kencang dan lantang. Ustadzh senang
sekali. Baiklah kalau begitu untuk selanjutnya silahkan kalian
sebutkan dengan lengkap alamat kalian masing-masing. Mulai dari
sekarang ” instruski ustadzh Ulfa cepat. Anak-anakpun menyebutkan
alamat mereka masing masing. Termasuk aku. Walau masih agak grogi
namun ternyata aku juga bisa menyebutkannya dengan baik. Aku senang.
Setelah kurang lebih satu bulan berlatih. Ternyata
sekolah akan mengadakan acara The Pirates Of Raudlatul Jannah, yaitu
sebuah acara yang akan menampilkan seluruh ekstra. Dan ekstra teater
akan menampilkan drama. Tapi yang sangat mengejutkan aku di suruh
ustadzh Ulfa untuk menjadi peran utama.
“ustadzh memilihmu karena kamu bicaranya sangat fasih,
walau awalnya ustadzh melihat kamu agak sedikit pemalu. Tapi ustdzh
yakin kamu pasti bisa” jawab ustdzh ulfa setelah aku bertanya
alasannya mengapa beliau memilihku. Wow..walau agak sedikit ragu tapi
ini menyenangkan bagiku.
***
Acara
dimulai. Kami dan Ustadzah Ulfa berkumbul di belakang panggung untuk
bersiap siap. Tak lama menunggu, kami pun dipanggil oleh Mc acara.
Walau agak gugup, tapi aku yakin bisa menampilkan drama ini dengan
baik. Sebab aku dan teman-teman sudah menghafal semua teks berikut
adegannya dengan sangat baik dan matang.
“Assalamualaiakum
wr.wb. Kali ini nich, kami akan menampilkan sebuah drama yang
berjudul Muslim Pirates.”ucap Fianti sebagai Pemandu Cerita.
Kamipun satu persatu maju sesuai adegan yang kami perankan. Penonton
terlihat sangat antusias. Kadang mereka tertawa, tegang dan kadang
juga sedih. Benar-benar kami akhirnya mampu membuat mereka yang hadir
terpukau.
Alhamdulillah
setelah beberapa menit penampilan kami pun usai. Semua lega termasuk
aku. Walau awalnya gugup ternyata setelah diatas panggung dan
berbicara semua teras menyenangkan..aaaah lega rasanya. Ternyata
sekarang aku bisa tampil di hadapan orang banyak.
Tak lama setelah kami menampilkan drama, dari kejahuan
aku melihat mama melambaikan tangan dan mendekatiku.
tampak gembira sekali,setelah kuintip,ternyata orang
itu mama. Mama tampak gembira sekali. Aku menghampiri mama, mama
langsung memelukku.
“putriiii
anakku. Alhamdulillah penampilanmu sangat bagus nak, mama bangga
kepadamu” teriak mama, sembari meneteskan air mata dan memelukku
erat. Akupun tak kuasa menahan haru akhirnya kami menangis bersama.
“mama
sekarang aku bukan anak bisu lagi, putri sekarang sudah bisa bicara
ma” ucapku dengan linangan air mata.
“iya
sayang, kamu bukan anak bisu. Mama bangga kepadamu” ujar mama
sedih. Alhamdulillah sekarang mimpiku menjadi kenyataan. Aku sudah
bisa berbicara di depan umum tanpa ragu. Aku menyadari jika kita
berani mencoba, maka semua bisa kita wujudkan. Terima kasih Ya Allah.
***
Oke banget:)
BalasHapus