Label

Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Oktober 2014

Aku bukan Anak Bisu

By: Putri
Jika ditanya soal mimpi mungkin banyak anak akan mengatakan, ia ingin keluar negeri, bertemu tokoh idola, mendapat rengkeng 1 dan lain-lain. Tapi mimpiku cukup sederhana aku hanya ingin bisa tampil di hadapan banyak orang tanpa harus grogi dan malu.
Digara-gara ada seorang teman yang mengatakan” kamu bisu ya, put? Kok dari dulu aku tidak pernah mendengar suaramu”. saat aku mendengar kalimat tersebut,aku merasa terpukul. Dan mulai saat itulah aku mulai berusaha agar dapat berani berbicara di hadapan teman teman.
Ananda Putri silakan maju!”perintah guruku. Seperti biasa aku sangat takut untuk maju ke depan. Dengan terpaksa aku maju ke depan kelas untuk mempresentasikan pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guruku. Tak lama kemudian tanganku bergetar,mataku mulai berkaca kaca,dan akhirnya aku menangis.
“Baiklah Putri silahkan kembali ke tempat dudukmu.”kata ustadzah mengasihaniku Inilah salah satu kelamahanku sejak kelas 1 sampai dengan kelas 4 SD, yaitu selalu gugup dan malu kalau harus tampil ke depan kelas.
Sesampainya di rumah aku mengadu pada mama.
ma, kata teman-temanku aku dikatain anak bisu..” laporku kesal.
         “Ya iyalah kak..habis kamu diam terus sih. Coba kalau kamu berani bicara pasti mereka tidak akan mengatakan hal itu?” ujar mama.
          “Tapi susah ma,kalau kayak gitu! harus ini harus itu,capek.”ucapku beralasan.
        “kamu harus berusaha, kalau kamu malas-malasan terus kamu tidak bakalan bisa berani kak. Mama yakin kamu pasti bisa!” jawab mama menyemangatiku. Terus terang aku tidak tahu harus memulai dari mana agar aku bisa berani tampil di hadapan teman-temanku.
***
       “Anak anak hari ini Ustadzah Miranda bagikan form ekstrakulikuler yach, besok semua form harus dikumpulkan. Karena besok terdapat jadwal ekstrakulikuler yang baru.”ucap Ustadzah Miranda sebagai wali kelas 4A.
         “Iya ustadzah.”ucap kami bersama sama.
       “putri ingin ikut ekstra apa?” Tanya ustdzh kepadaku yang tengah terdiam. Aku hanya mengelengkan kepala, bingung.
       “Kalau menurut ustadzah sih, sebaiknya kamu ekstra teater aja! Soalnya kalau teater dapat mengasah keberanian kita. Tapi itu terserah kamu juga sih, mana yang cocok dengan selera kamu” usul ustadzah lembut.
        “iya ustadzh, terima kasih.”ucapku singkat.
    “baiklah nanti kalau formnya sudah diisi kamu kumpulkan ya ” ujar ustadzh lagi, sembari aku menganggukkan kepalaku, malu.
     “Kring..Kring..”Bel pulang sekolah terdengar nyaring. Sudah waktunya kami pulang. Sesampainya di rumah,aku bertanya pada mama.
        “Mama.. enaknya aku ikut ekstrakulikuler apa ya?”tanyaku bingung.
     “Terserah kakak, tapi kalau mama boleh usul mendingan kamu ikut ekstra teater biar kakak berani berbicara di hadapan banyak orang.” Usul mama yang persis sama dengan usul ustadzhku.
       “tapi kan kalau di teater harus pandai bicara ma?” ucapku ragu.
       “maka dari itu supaya kamu bisa bicara dengan baik. Apa mau kamu nanti di bilang anak bisu lagi?”
       “tidak mau, putri tidak ingin di bilang itu lagi ma”
       “ya sudaaah mama ikut saja mana ekstra yang kamu sukai” ujar mama pasrah.
Dengan terpaksa, aku melingkari dan menandatangani ekstra teater dalam form tersebut. Tidurku kali ini sepertinya tidak akan pulas, karena aku masih memikirkan tentang form kecil itu. Mungkin nasibku tak seperti biasanya karena aku tak pernah mengalami hal sesulit ini.
***
Detik demi detik, waktu demi waktu, telah ku lewati. Tak terasa hari yang kucemaskan datang juga. Aku memasuki kelas 5C tempat ekstra teater diadakan. Tanganku sudah basah karena grogi. Setelah masuk ruangan, aku disambut oleh ustadzah teater dengan gembira ria.
        “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,”ucap Ustadzah Ulfa.
        “Waalaikumsallamwarrahmatullahiwabarakatuh,,”jawab murid murid bersama.
    “Perkenalkan nama Ustadzah Maria Ulfa, dan kalian bisa memanggil Ulfa. Oke setelah ustadzh memperkenalkan diri sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri kalian sendiri. Jangan takut, karena kalian cukup menyebutkan nama saja tapi harus dengan suara yang lantang dan keras. Apa kalian mengerti?” ujar ustadzh Ulfa lantang.
     “iya ustadzh” jawab semua anak gembira. Tidak lama kemudian mulailah satu persatu diantara kami menyebutkan nama masing-masing dengan suara yang keras.
      “nama bagaaaaaaas” teriak bagas melengking.
      “Aku Nesya” ucap nesya sambil bergaya.
      “hai aku dindaaa” ucap dinda genit.
      “Namaku Putrii” kataku agak sedikit ragu, sembari menahan rasa maluku.
      “waah kalian semua hebat suaranya kencang dan lantang. Ustadzh senang sekali. Baiklah kalau begitu untuk selanjutnya silahkan kalian sebutkan dengan lengkap alamat kalian masing-masing. Mulai dari sekarang ” instruski ustadzh Ulfa cepat. Anak-anakpun menyebutkan alamat mereka masing masing. Termasuk aku. Walau masih agak grogi namun ternyata aku juga bisa menyebutkannya dengan baik. Aku senang.
Setelah kurang lebih satu bulan berlatih. Ternyata sekolah akan mengadakan acara The Pirates Of Raudlatul Jannah, yaitu sebuah acara yang akan menampilkan seluruh ekstra. Dan ekstra teater akan menampilkan drama. Tapi yang sangat mengejutkan aku di suruh ustadzh Ulfa untuk menjadi peran utama.
ustadzh memilihmu karena kamu bicaranya sangat fasih, walau awalnya ustadzh melihat kamu agak sedikit pemalu. Tapi ustdzh yakin kamu pasti bisa” jawab ustdzh ulfa setelah aku bertanya alasannya mengapa beliau memilihku. Wow..walau agak sedikit ragu tapi ini menyenangkan bagiku.
***
Acara dimulai. Kami dan Ustadzah Ulfa berkumbul di belakang panggung untuk bersiap siap. Tak lama menunggu, kami pun dipanggil oleh Mc acara. Walau agak gugup, tapi aku yakin bisa menampilkan drama ini dengan baik. Sebab aku dan teman-teman sudah menghafal semua teks berikut adegannya dengan sangat baik dan matang.
          “Assalamualaiakum wr.wb. Kali ini nich, kami akan menampilkan sebuah drama yang berjudul Muslim Pirates.”ucap Fianti sebagai Pemandu Cerita. Kamipun satu persatu maju sesuai adegan yang kami perankan. Penonton terlihat sangat antusias. Kadang mereka tertawa, tegang dan kadang juga sedih. Benar-benar kami akhirnya mampu membuat mereka yang hadir terpukau.
Alhamdulillah setelah beberapa menit penampilan kami pun usai. Semua lega termasuk aku. Walau awalnya gugup ternyata setelah diatas panggung dan berbicara semua teras menyenangkan..aaaah lega rasanya. Ternyata sekarang aku bisa tampil di hadapan orang banyak.
Tak lama setelah kami menampilkan drama, dari kejahuan aku melihat mama melambaikan tangan dan mendekatiku.
tampak gembira sekali,setelah kuintip,ternyata orang itu mama. Mama tampak gembira sekali. Aku menghampiri mama, mama langsung memelukku.
        “putriiii anakku. Alhamdulillah penampilanmu sangat bagus nak, mama bangga kepadamu” teriak mama, sembari meneteskan air mata dan memelukku erat. Akupun tak kuasa menahan haru akhirnya kami menangis bersama.
      “mama sekarang aku bukan anak bisu lagi, putri sekarang sudah bisa bicara ma” ucapku dengan linangan air mata.
     “iya sayang, kamu bukan anak bisu. Mama bangga kepadamu” ujar mama sedih. Alhamdulillah sekarang mimpiku menjadi kenyataan. Aku sudah bisa berbicara di depan umum tanpa ragu. Aku menyadari jika kita berani mencoba, maka semua bisa kita wujudkan. Terima kasih Ya Allah.
***

1 komentar: